.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Sunday, December 22, 2013

Mengenal Batik

Batik, adalah bagian dari budaya Indonesia yang telah melekat begitu lama dalam kehidupan masyarakat kita. Dari waktu ke waktu, pesona dan ketenaran batik tak lekang ditelan jsman. Malahan, beberapa tahun terakhir ini batik semakin populer dengan semakin banyaknya designer dan produsen yang berkreasi dengan batik, ditambah dukungan dari lembaga, pemerintah dan masyarakat Indonesia  sendiri.
Saya merasa harus menuliskan sepenggal artikel tentang batik pada bahasan tentang bahan ini, karena batik merupakan kain kebanggaan nusantara yang selain dipakai oleh masyarakat, juga perlu dikenal agar kita semakin memahami nilai-nilai di balik keindahannya.
Berikut ini ragam batik sebagaimana disarikan dari kamus mode Indonesia.

Batik Pagi-Sore

Desain dua corak batik yang berbeda pada selembar kain, masing-masing corak memenuhi setengah panjang kain. Pertama kali dibuat sebagai langkah penghematan pada masa sulit di zaman penjajahan Jepang.

sumber: lasembatikart.com

Batik Pekalongan

Corak batik Pekalongan dipengaruhi berbagai budaya seperti pengaruh China dengan ajaran Konfusianisme berupa corak flora dan fauna; pengaruh Eropa yang ditandai gaya art nouveau berwujud bunga, pengaruh pengusaha indo-Arab dengan corak nitik tua yang disebut "Jlamprang"; selain ada juga corak batik dari pengusaha Jawa. Pengaruh dari pengusaha Belanda Charlotte van Zuylen membawa motif dua ekor burung merak di bawah pohon wisteria, lalu berubah menjadi motif buketan yang menjadi ciri khas Pekalongan.

Batik Pesisir

Batik yang dibuat di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa seperti Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Rembang, Lasem, Tuban, Sidoarjo, dan Madura. Batik pesisir mengangkat berbagai budaya, ada budaya Jawa, Eropa, Islam, Hindu, dan Budha seperti terlihat pada batik Cirebon dan Pekalongan. Batik pesisir biasanya memiliki warna cerah dan sangat berwarna-warni.

Batik Print

Istilah untuk tekstil print motif batik, yaitu kain yang memiliki corak-corak batik tradisional maupun modifikasinya, hasil teknik cetak saring atau cetak silinder.

Batik Tiga Negeri

Kain batik yang dikerjakan di tiga daerah pembatikan atau pabrik yang berbeda di Jawa. Misalnya pengerjaan corak dan warna merah di Lasem, selanjutnya pemberian warna biru di Pekalongan, dan pewarnaan soga di Solo atau Yogyakarta.

Batik Tulis

Kain batik yang ragam hiasnya dilakukan atau ditulis dengan tangan, menggunakan canting sebagai alat untuk menorehkan cairan lilin/malan. Karena tekniknya sulit dan membutuhkan ketrampilan tingkat tinggi, harga batik tulis biasanya relatif tinggi.

Batik Wonogiren

Batik berwarna soga di atas latar putih yang memiliki kekhasan berupa gurat-gurat pecah yang sebenarnya "cacat". Tetapi ketidaksengajaan itu justru melahirkan corak batik berdaya-tarik sendiri sehingga cacat tersebut kemudian sengaja dibuat untuk menimbulkan kesan dan estetika baru. Dibuat oleh para pembatik di daerah wonogiri, Jawa Tengah.

Batik Sudagaran

Batik yang mulai muncul pada abad ke-19 di kota Solo dan Yogyakarta, diproduksi oleh para pengusaha atau saudagar batik. Ciri utamanya adalah gaya klasik yang dimodifikasi sesuai dengan selera para saudagar tadi dan pasarnya. Ragam hias yang terkenal adalah Tambalan, Parang yang diselingi ragam hias keong ataupun bunga, lereng yang diselingi ukel dan semen yang dikerjakan dengan keterampilan tinggi.

Itulah beberapa ragam jenis batik yang merupakan ciri khas batik Indonesia sejak jaman keraton atau jaman penjajahan. Seiring waktu dapat kita temui corak batik yang lebih modern yang lebih mengutamakan selera pasar, tetapi tetap menggunakan proses membatik baik menggukan metode cap maupun printing.

Dengan mengenal ragam batik ini saya harap masyarakat Indonesia semakin mencintai dan menghargai warisan budaya bangsa dan melahirkan kreatifitas baru dengan mengolah bahan batik menjadi beragam kreasi baik busana maupun perlengkapan lain yang bermanfaat.

No comments:

Post a Comment